KUAT MELAWAN CORONA
Hampir 3
bulan, wabah tidak diundang bertamu ke Negara kita Indonesia. Covid 19, istilah virus yang mematikan ini, Akhirnya
Indonesia dapat giliran, yang selama ini kita hanya menonton ribuan orang
terinveksi virus di Wuhan China. Namun sekarang sudah ada disekeliling kita.
Update yang terkonfirmasi positif meningkat dari hari ke hari. Awalnya
terdengar hanya di Ibukota Jakarta, tapi sekarang sudah masuk ke 34
Provinsi.Sumatera Barat adalah provinsi yang menjadi kebanggaan kami, dengan tanahnya
nan elok dan alam yang begitu indah juga menjadi daerah terdampak. Corona tidak pandang buluh.
Sebagaimana
yang diinstruksikan pemerintah, untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19
ini, semua kita dianjurkan untuk dirumah saja dan menjalankan protocol
kesehatan yang sudah ada, yaitu sering cuci tangan, jaga jarak dan hindari
keramaiaan. Perkembangan terakhir telah diterapkannya Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah, termasuk di Sumatera Barat.
Pengalaman Belajar/Kuliah Daring
Sebagai
seorang dosen disalah satu PTS di Kota Payakumbuh Sumatera Barat. Pandemi
membuat kami mau tak mua melaksanakan kuliah daring sepertikan yang
diinstruksikan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi dan Pemerintah. Kuliah daring kami
laksanakan dari minggu ke-3 Maret 2020. Diawal pelaksanaan kuliah daring,
banyak sekali kendala yang saya hadapi. Mulai dari masalah, jaringan, mahasiswa
yang tidak mempunyai android, hp ngehenk
setiap kali kuliah dan masih banyak mahasiswa yang tabu dengan kuliah daring.
Hal ini tidak saya pungkiri, karena mahasiswa kami banyak yang dari daerah, ada
yang tempat tinggalnya tidak masuk jaringan internet dan jauh dari kota. Jika
kuliah daring dilakukan sebelum pandemic mungkin masalah jaringan tidak akan
muncul karena mereka banyak tinggal diarea kampus atau di kota yang jaringan
internetnya sudah bagus. Disaat pandemi ini semua mahasiswa kembali ke rumah
masing-masing yang tersebar dibeberapa daerah. Mungkin persoalan-persoalan di
atas tidak ditemui pada daerah-daerah yang mempunyai jaringan internet bagus
dan lengkap. Namun saya yakinkan diri saya untuk tetap semangat dan mencari
solusi setiap permasalahan yang ada. Menariknya, mahasiswa saya dengan segala
keterbatas, mereka juga punya semangat juang untuk belajar. Ada semangat belajar
dari mereka, sehingga mereka berusaha semaksimal mungkin untuk bisa belajar
dengan kuliah daring. Belajar hal-hal baru. Walaupun terkadang ada
alasan-alasan yang tidak masuk akal yang saya terima terkait kuliah daring (
kadang saya tertawa sendiri). Melihat hal yang dilakukan oleh mahasiswa saya
untuk belajar, tentu saya harus lebih bersemangat dari mereka.
Berdasarkan
keputusan senat kampus terkait kuliah daring, melihat kondisi mahasiswa yang
heterogen maka disepakati kuliah menggunakan Watshap Grup (WAG). Mahasiswa
diminta untuk membuat grup WA masing-masing mata kuliah. Setelah perkuliahan
berlangsung Dosen diminta untuk membuat laporan kemudian diserahkan pada KaProdi.
Dengan segala keterbatasan yang ada saya mencoba untuk memutar otak (bukan otaknya
yang diputar ke depan ya, hehe) agar perkuliahan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Langkah-langkah
yang saya lakukan dalam mengatasi setiap persoalan kuliah daring. Pertama. Saya coba browsing sana sini mencari cara bagaimana melakukan kuliah daring
secara efektif dan mencari aplikasi yang tepat digunakan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Banyak aplikasi-aplikasi yang saya temukan untuk
melaksanakan kuliah daring: WAG, google classroom, google meet, zoom dan
lain-lain. Namun untuk memilih dari sekian banyak aplikasi, tentuk berdasarkan
karakteristik mahasiswa. Karakteristik mahasiswa yang heterogen membuat saya dan
teman-teman dosen lain memilih kuliah
daring dengan WAG. Cukup efektif, semua mahasiswa bisa masuk kelas. Walaupun di
awal mahasiswa banyak yang terlambat masuk kelas. Pada pertemuan pertama kuliah
daring, saya mencoba mengkomunikasikan dan menginformasikan tata cara kuliah dari
awal sampai akhir dan bagaimana teknis pembelajaran berikutnya. Setelah
pertemuan kedua dan ketiga, mahasiswa mulai beradaptasi dan menikmati
perkuliahan daring. Kedua,
menggunakan beberapa strategi dan aplikasi dalam proses perkuliahan. Setelah pertemuan
ke 3, saya berpikir untuk menggunakan aplikasi lain dalam perkuliahan. Ide ini
muncul ketika saya membuat laporan perkuliahan 3.
Saya harus menscroll ke atas untuk melihat tugas, absensi dan proses
pembelajaran. Terlalu banyaknya chat dalam grup kuliah membuat saya agak
kesulitan melihat kembali tugas mahasiswa, quis dan lain-lain. Ada dua pilihan
yaitu google classroom atau zoom meeting. Dari kedua aplikasi
tersebut yang tidak banyak menggunakan paket data adalah google classroom. Untuk zoom
meeting kita harus punya jaringan yang bagus atau sempurna, jika
tidak,perkuliahan tidak dapat dilaksanakan dg maksimal. Mengingat tidak semua
mahasiswa yang punya jaringan kuat, saya putuskan untuk pake google classroom. Awalnya mahasiswa saya
keberatan, karena mereka banyak yang belum paham dan belum pernah menggunakan
aplikasi tersebut. Saya mencoba meyakinkan dan memberikan pemahaman pada
mahasiswa bahwa ini tidak sulit seperti yang mereka bayangkan. Saya
bimbing sampai mereka bisa menggunakan
dengan baik. Perkuliahan semakin berwarna ketika ruang kelas diisi dengan
diskusi yang alot, mulai dari masalah teknis sampai materi perkuliahan.
mahasiswa semakin asyik dengan tantangan dan ilmu baru yang mereka peroleh. Ketiga, menyiapkan bahan ajar dengan
baik. Salah satu hikmah dari covid 19 ini adalah bahan ajar yang disiapkan
untuk perkuliahan lebih matang, karena punya waktu lebih banyak dirumah
mengotak atik bahan ajar. Biasanya power point untuk bahan ajar biasa aja,
sekarang sudah ada animasi-animasi dan tampilannya lebih bagus. (hehe jadi
lebih ahli sekarang). Dalam merancang pembelajaran lebih banyak referensi
sehingga banyak ide dalam rancangan pembelajaran, sehingga sangat membantu
dalam kuliah daring. Semester ini saya mendapatkan dua mata kuliah yaitu
statistik pendidikan dan metodologi penelitian. Untuk statistik pendidikan
media pembelajaran saya tambah menggunakan akun youtube. Materi saya berikan
dalam bentuk video, di upload dalam akun youtube dan saya bagikan dalam grup
mata kuliah. Komentar pertama yang saya dapatkan ketika saya minta mahasiswa
membuka dan mempelajari materi dari youtube adalah “ buk mohon maaf, paket kami
sekarat tidak bisa buka materinya, tidak bisa keluar buk..daerah kami di
lockdown”. Saya terdiam sesaat, tapi ini lah fakta, harus tetap semangat. Tidak
boleh kalah dengan situasi dan kondisi. Akhirnya saya berikan video dengan
ukuran lebih kecil sehingga bisa dibuka dan dipelajari oleh mahasiswa.Empat, memberikan motivasi pada
mahasiswa untuk terus bersemangat dalam menjalani kuliah di saat pandemic
dengan berbagai macam tantangan. Dan saya sering mensharekan
informasi-informasi terkait pencegahan covid 19 ini pada mahasiswa, hampirk
disetiap kesempatan. Memberikan kekuatan pada mahasiswa bahwa apapun yang
terjadi, dalam kondisi seperti ini kita harus beradaptasi dengan situasi
kondisi dan berani membuka mindset
bahwa perkambangan zaman semakin pesat, teknologi semakin berkembang, kehidupan
sebelum corona akan berbeda dengan setelah corona, untuk itu kita harus
mempersiapkan segala sesuatunya. Percaya, bahwa dibalik setiap kejadian pasti
ada hikmahnya. Ikuti protocol kesehatan yang dianjurkan, karena yang menjadi
garda terdepan dalam menghadapi covid 19 ini adalah imunitas diri.
Pengalaman Bekerja dari Rumah (Work
From Home/WFH)
COVID 19
juga membuat kita semua untuk berkerja dari rumah. Bekerja dari rumah adalah
suatu hal yang baru bagi kita. rasanya nano-nano, ada senang, sedih dan jenuh
hampir 3 bulan dirumah saja. Senangnya adalah ketika kita tidak harus
kejar-kejar jam masuk kantor dan lebih banyak waktu bersama keluarga. Bisa
merasakan kembali kehangatan keluarga, yang selama waktu normal bertemu anak
dan suami setelah jam kerja yaitu jam 16.00 wib. Tidak ada lagi jasa pengasuh,
Pengalaman melakukan pelayanan dan
pendampingan COVID 19