METODE
PENELITIAN
Devi Sospita, S.Pd.I, M.Pd
A.
Validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif
Uji keabsahan data dalam
penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam
penelitian terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal
dan validitas eksternal.
·
Validitas internal berkenaan dengan derajat
akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.
·
Validitas eksternal berkenaan dengan derajat
akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk
mendapatkan data yang valid, reliabel dan obyektif, maka penelitian dilakukan
dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel
yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan
dengan cara yang benar. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian, data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian.
Sedangkan, dalam penelitian
kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti. Tetapi kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif
tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung konstruksi manusia,
dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan
berbagai latar belakangnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa, dalam
penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang
diuji validitas dan reliabilitasnya adalah penelitiannya. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu, Susan
Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada
aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
Dalam hal reliabilitas, Susan
Stainback (1988) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan dengan derajat
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik
(kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti
dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam
waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila
dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Karena reliabilitas
berkenaan dengan derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi
atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sama dengan metode yang sama
maka akan menghasilkan data yang sama. Suatu data yang yang reliabel atau
konsistensi akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Orang yang
berbohong secara konsisten akan terlihat valid, walaupun sebenarnya tidak
valid.
Obyektivitas berkenaan dengan
“derajat kesepakatan” antar banyak orang terhadap suatu data. Bila dari 100
orang, terdapat 99 orang menyatakan
maka data tersebut adalah data yang obyektif. Data yang obyektif akan cenderung
valid, walaupun belum tentu valid. Menurut penelitian kualitatif, suatu
realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada
yang konsisten dan berulang seperti semula. Heraclites dalam Nasution (1988)
menyatakan bahwa “kita tidak bisa dua kali masuk sungai yang sama”. Air
mengalir terus, waktu terus bertambah, situasi senantiasa berubah dan demikian
pula perilaku manusia yang terlibat dalam situasi sosial. Dengan demikian tidak
ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil.
B.
Pengujian validitas dan reliabilitas
penelitian kualitatif
Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability
(validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability
(objektivitas).
1.
Uji Kredibilitas
Pengujian
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,
dan member check.
a.
Perpajangan pengamatan
Ini
berarti dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang pernah
ditemui maupun yang baru ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk dan semakin akrab, semakin
terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan
lagi.
Pada
tahap awal memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih
dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan
mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini,
peneliti mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini merupakan data yang
sudah benar atau tidak. Bila data yang telah diperoleh selama ini setelah dicek
kembali pada sumber data asli atau sumber data lain tidak benar, peneliti
melakukan pengamatan lagi secara lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh
data yang pasti kebenarannya.
Lamanya
perpanjangan pengamatan ini dilakukan sangat bergantung kepada kedalaman,
keluasan, dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali
data sampai pada tingkat makna, makna berarti data dibalik yang tampak.
Keluasan berarti, banyak sedikitnya informasi yang diperoleh. Data yang pasti
adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.
b.
Meningkatkan ketekunan
Berartimelakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut,
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkamsecara pasti dan
sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat mengecek soal-soal atau makalah yang
dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu,
peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan
itu salah atau tidak. Selain itu, peneliti juga dapat mendeskripsi data secara
akurat dan sistematis.
c.
Triangulasi
Dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian, triangulasi
terdiri atas triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan
waktu.
·
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan
akhirnya diminta kesepakatan (member check) untuk mendapatkan
kesimpulan.
·
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
·
Triangulasi waktu berkaitan dengan
keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari
pada saat narasumber masih segar dan belum banyak masalah akan memberikan data
yang valid sehingga lebih kredibel.
d.
Analisis kasus negatif
Kasus
negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga pada saat tertentu. Peneliti berusaha mencari data yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data
yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah
dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah
temuannya. Hal ini tergantung seberapa besar kasus negatif yang muncul.
e.
Menggunakan bahan referensi
Yang
dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Alat-alat bantu perekam data dalam
penelitian kualitatif sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang
telah ditemukan oleh peneliti. Dalam lapran penelitian, sebaiknya data-data
yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto, rekaman, dan dokumen
autentik.
f.
Mengadakan
Member check
Member
checkadalah proses pengecekan data yang berasal dari pemberi data.
Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
pemberi data, berarti data tersebut valid sehingga semakin kredibel. Namun,
jika data yang diperoleh peneliti tidak disepakati oleh pemberi data, peneliti
perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila terdapat perbedaan
tajam setelah dilakukan diskusi, peneliti harus mengubah temuannya dan
menyesuaikannya dengan data yang diberikan oleh peneliti. Jadi, tujuan
membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Pelaksanaan
member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data
selesai atau setelah mendapatkan suatu temuan atau kesimpulan.
2. Pengujian
Transferability
Transferability
merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas
eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil
penelitian kepada populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini
berkenaan dengan pertanyaan sejauh mana hasil penelitian dapat digunakan dalam
situasi yang lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung kepada
pemakai, hingga manakala hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam
konteks dan situasi sosial lain. Peneliti sendiri tidak menjamin “validitas
eksternal”.
Agar
orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan
untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, peneliti dalam membuat laporannya
harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil penelitian tersebut
sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil
penelitian tersebut di tempat lain.
3.
Pengujian Dependability
Dependability
disebut juga dengan reliabilitas. Penelitian yang reliabel adalah apabila orang
lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian
kualitatif, uji dependability ditempuh dengan cara melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian. Pengujian Dependability dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya
dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
4.
Pengujian Conformability
Pengujian
conformability dalam penelitian kualitatif disebut juga objektivitas
penelitian. Penelitian dikatakan objektif jika hasil penelitian telah
disepakati banyak orang. Menguji conformability berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa
penelitian tersebut telah memenuhi standar conformability. Dalam
penelitian jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian
dibutuhkan objek atau sasaran penelitian yang
objek atau sasaran tersebut umumnya eksis dalam jumlah yang besar dan
banyak. Dalam suatu survei penelitian tidaklah harus diteleti semua individu
yang ada dalam populasi objek tersebut, tetapi hanya di perlukan sampel atau
contoh sebagai representasi objek penelitian .Oleh sebab itu persoalan penting
dalam pengumpulan data yang harus di perhatikan adalah “bagaimana dapat dipastikan
atau di yakini bahwa sampel yang di tetapkan adalah representatif”.
Setelah sampel ditentukan, selanjutnya adalah bagaimana atau dengan cara
apa informasi dapat digali sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh data sesuai
kebutuhan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara.
1. Dilihat
dari settingnya data dapat dikumpulkan pada
a.
Setting alamiah ( natural setting )
b.
Laboratorium dengan metode eksperimen
c.
Disekolah dengan tenaga pendidikan dan
kependidikan
d.
Dirumah dengan berbagai responden
e.
Suatu senimar
f.
Diskusi
g.
Di jalan, dll
2. Dilihat
dari sumber datanya.
a. sumber primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
b. sumber sekunder yaitu sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
3. Dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data
a.
observasi ( pengamatan )
b. interview ( wawancara )
c. kuesioner ( angket )
d. dokumentasi
e. triangulasi / gabungan
Dalam penelitian kualitatif
pengumpulan data dilakukan pada natural setting ( kondisi yang alamiah ),
sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
berperanserta, wawancara mendalam dan dokumentasi.
a. Pengumpulan data dengan observasi
1)
Macam-macam observasi
Menurut nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Sanafiah Faisal ( 1990) mengklasifikasikan
observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara
terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak berstuktur. Selanjutnya
Spradley, dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi
4 yaitu pasive participation, moderate participation, active participation dan
complete participation.
a)
Observasi partisipatif
Dalam observasi ini,
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang di amati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya, sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam
dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
-
Partisipasi pasif
Peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut
-
Partisipasi moderat
Peneliti menjadi orang dalam dan juga orang luar.
Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipasif dalam beberapa
kegiatan, tetapi tidak semuanya.
-
Partisipasi aktif
Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh
narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
-
Partisipasi lengkap
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah
terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data sehingga peneliti
tidak tertlihat melakukan penelitian.
b)
Obsevasi terang-terangan atau tersamar
Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan
terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi
dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam
observasi, dengan tujuan untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan
terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.
c)
Observasi tak berstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan
tidak berstruktur karena focus poenelitian belum jelas sesuai dengan
perkembangannya selama kegiatan observasi berlangsung.
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang
baku , tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
2)
Manfaat observasi
Menurut Patton dalam nasution (1988) manfaat observasi
adalah sebagai berikut:
a)
Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih
mampu memehami konteks data dalam keseluruhan situasi social, jadi akan dapat
di peroleh pandangan yang holistik atau menyeluruh
b)
Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung
sehingga memungkinkan menggunakan pendekatan induktif dan tidak dipengaruhi
oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan
melakukan penemuan atau discovery.
c)
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
tidak diamati orang lain dilingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan
karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
d)
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya
tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat
sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e)
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar
persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
f)
Peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang
kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi
social yang diteliti.
3)
Objek observasi
Objek observasi menurut Spradley dinamakan situasi
social yang terdiri atas tiga komponen yaitu
a)
Place ( tempat ) dimana interaksi dalam situasi
social sedang berlangsung. Misal di ruang kelas, lab, bengkel,
b)
Actor ( pelaku ) ; orang-orang yang sedang
memainkan peran tertentu seperti guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua
murid.
c)
Activity ( kegiatan ) yang dilakukan oleh actor
dalam situasi social yang sedang
berlangsung seperti kegiatan belajar mengajar
Tiga elemen utama tersebut dapat diperluas sehingga apa
yang dapat kita amati adalah
a)
Space ; ruang dalam aspek fisiknya
b)
Actor ; yaitu semua orang yang terlibat dalam
situasi social
c)
Activity ; yaitu seperangkat kegiatan yang
dilakukan orang
d)
Objek ;yaitu benda-benda yang terdapat di tempat
itu
e)
Act ;
yaitu perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu
f)
Event ; yaitu rangkaian aktivitas yang
dikerjakan oran-orang
g)
Time ; yaitu urutan kegiatan
h)
Goal ; yaitu tujuan yang ingin dicapai
orang-orang
i)
Feeling ; emosi yang dirasakan dan diekspresikan
oleh orang-orang
4)
Tahapan
Observasi
Menurut Spradley ( 1980 ) tahapan
observasi ada 3
a)
Observasi Deskriptif
Observasi deskriptf dilakukan peneliti pada saat memasuki
situasi tertentu sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum
membawa maslah yang akan diteliti tetapi melakukan penjelajah umum dan
menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan
dirasakan. Semua data direkam. Observasi tahap ini disebut juga grand tour
observation. Dan peneliti menghasilkan kesimpulan pertama. Dilihat dari segi
analisis maka penelitiu melakukan analisis domain, sehingga mampu mendeskripsi
terhadap semua yang ditemui.
b)
Observasi Terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation
yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek
tertentu. Observasi ini disebut juga observasi terfokus karena pada tahap ini
peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan focus. Dilihat
dari segi analisis data maka pada tahap ini peneliti telah melakukan analisis
taksonomi, yang selanjutnya menghasilkan kesimpulan
c)
Observasi Terseleksi
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan pokus yang ditemukan
sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap
fokus, maka tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, konteras-kontras
/ perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu
kategori dengan kategori lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang
mendalam atau hipotesis. Menurut Spradley, observasi terseleksi ini masih
dinamakan mini tour observation.
b.
Pengumpulan
Data Dengan Wawancara
Menurut Esterbrg (2002) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstrksikan makna dalam suatu topic
tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam.
Susan Stainback (1988) mengemukakan
bahwa dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang partisipasi dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang
terjadi, dimana hal ini tidak bisa
ditemukan melalui observasi .
Dalam penelitian kualitatif, sering
menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam.
1)
Macam-macam interview / wawancara
a)
Wawancara terstruktur
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara pengumpul data telah menyiapkan
instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative
jawabanya telah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan yang sama dari
pewancara dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakuakan wawncara selain harus membawa
instrument sebagai pedoman untuk wawancara, pengumpul data dapat menggunakan
alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain.
b)
Wawancara semitersruktur
Jenis ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview
dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
c)
Wawancara Tak Berstruktur
Adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam
tentang subjek yang diteliti. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih
banyak mandengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Informasi atau datayang diperoleh dari wawancara
sering bias. Bias adalah menyimpang dari yang sekarang, sehingga dapat
dinyatakan data tersebut subjektif dan tidak akurat. Kebiasan data ini akan
tergantung pada pewancara, yang diwawancarai ( responden ) dan situasi dan
kondisi pada saat wawancara.
2)
Langkah-langkah Wawancara
Licoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada
7 langkah dalam penggunaan wawancara
a)
Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan
b)
Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi
bahan pembicaraan
c)
Mengawali atau membuka alur wawancara
d)
Melangsungkan alur wawancara
e)
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya
f)
Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan
lapangan
g)
Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawncara
yang telah diperoleh
3)
Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam molleong (2002) menggolongkan 6 jenis pertanyaan
yang saling berkaitan yaitu,
a)
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
b)
Pertantayaan yang berkaitan dengan pendapat
c)
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
d)
Pertanyaan tentang pengetahuan
e)
Pertanyaan yang berkenaan dengan indra
f)
Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang
atau demografi
Selanjutnya Guba dan Lincoln dalam Moleong (2002)
mengklasifikasikan jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut ;
a)
Pertanyaan hipotesis
b)
Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal
dan informan diminta untuk memberikan respon
c)
Pertanyaan yang menantang informan untuk
merespon dengan memberikan hipotesis alternative
d)
Pertanyaan interpretatif adalah suatu pertanyaan
yang menyarankan kepada informan ujntuk memberikan interpretasinya tentang
suatu kejadian
e)
Pertanyaan yang memberikan saran
f)
Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan
g)
Pertanyaan untuk mendapatkan argumentasi
h)
Pertanyaan untuk mengungkap sumber data tambahan
i)
Pertanyaan yang mengungkap kepercayaan terhadap
sesuatu
j)
Pertanyaan yang mengarahkan, dalam hal ini informan diminta
untuk memberikan informasi tambahan.
Jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara menurut
Spradley (1980) adalah sebagai berikut:
a)
Pertanyaan deskriptif
b)
Pertanyaan struktual
c)
Pertanyaan kontras
4)
Alat-alat wawancara
a)
buku catatan
b)
tape recorder
c)
camera
5)
Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara
agar tidak lupa bahkan hilang. Karena
wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, makna peneliti perlu
membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara.
6) Keunggulan wawancara
a) Dapat dilakukan pada setiap individu
tanpa dibatasi oleh factor usia dan kemampuan membaca
b) Data yang diperoleh dapat langsung
diketahui obyektivitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka
c) Dapat dilakukan secara langsung pada
responden yang menjadi sumber data
d) Pelaksanaan wawancara dapat lebih
fleksibel dan dinamis.
7) Kelemahan wawancara
a) Pelaksanaannya menuntut banyak
waktu, tenaga dan biaya
b) Factor bahasa sangat mempengaruhi
hasil dan data yang diperoleh
c) Wawancara menuntut penyesuaian diri
dan kerja sama antara pewawancara dan responden
d) Hasil wawancara tergantung pada
kemampuan pewawancara dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban.
c.
Teknik
pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk
gambar seperti foto, gambar hidup, sketsa dll. Dokumen berbentuk karya seperti
karya seni, yang dapat berupa gambar, patung-patung, film, dll.
Hasil penelitian dari observasi atau
wawancara, akiaj lebih kredibel / dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah
pribadi kehidupan masa kecil, disekolah, ditempat kerja, masyarakat dan
autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Tidak semua
dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi. Contoh banyak foto yang tidak
mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu.
Demikian juga autobiografi yang ditulis untuk dirinya, sering subyektif.
d.
Angket
Pada
angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pernyataan dengan opsi jawaban yang
tersedia. Hubungan peneliti dan response dilakukan melalui media yaitu daftar
pertanyaan yang dikirim kepada responden.
Keunggulan Angket :
1) Angket dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dari sejumlah besar responden yang menjadi sampel
2) Dalam menjawab pertanyaan melalui
angket, responden dapat lebih leluasa karena tidak dipengaruhi oleh sikap
mental hubungan antara peneliti dan responden
3) Setiap jawaban dapat dipikirkan
masak-masak terlebih dahulu, karena tidak terikat oleh cepat waktu yag
diberikan kepada responden
4) Pertanyaan yagn diajuka dapat leih
mudah dianalisis
Kelemahan :
1) Pemakaian angket terbatas pada pengumpulan
pendapat dan fakta yang diketahui responden
2) Sering terjadi angket diisi oleh
orang lain
3) Angket diberikan terbatas kepada
orang yang melek huruf
e.
Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data
dengan triangulasi maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus
menguji kredibilitas data.
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi
sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama.
Susan Stainback menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk
mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan
pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Mathinson (1988) mengemukakan bahwa nilai dari teknik pengumpulan data
dengan triangulasi adalah untuk mengetakan lebih konsisten, tuntas dan
pasti.ahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau
kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam
pengumpulan data maka data yang diperoleh
D.
Teknik Analisis
Data
Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, mealukan sintesa, menyusu
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
1. Menurut Miles dan Huberman (
1984:21-23 ) ada tiga macam dalam analisis data kualitatif, yaitu :
a.
Reduksi data
Reduksi data merujuk pada proses
pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data
mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. kegiatan yang
dilakukan pada reduksi data adalah membuat rangkuman, pengodean, membuat
tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo.
Reduksi data dilakukan terus menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan
ankhir lengkap.
b.
Model Data ( Data Display )
Model merupakan sebagai suatu
kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan
pengambilan tindaka. Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentukuraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data,
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Model yang lebih baik adalah suatu
jalan masuk utama untuk analisis kualitatif yang valid. Model tersebut mencakup
berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan bagan. Semua dirancang untuk
merakit informasi yang tersusun dalam suatu yang dapat diakses secara langsung
dan bentuk yang praktis. Dengan demikian peneliti dapat melihat apa yang
terjadi dan dapat dengan baik menggambarkan kesimpulan.
c. Penarikan / verifikasi kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,vtetapi
mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada
dilapangan. Kesimpulan juga diverifikasi sebagaimana peneliti memproses.
Penelii yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas,
memelihara kejujuran dan kecurigaan.
Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1 : Komponen
analisis data ( model interaktif )
2. Analisis
data model Spradley
Gambar 2 : Macam
analisis data kualitatif ( Spradley )
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Emzir. 2010. Analisis
Data Metode Penelitian Kualitatif
Gulo,W. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Gramedia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta
Video Tutorial Uji Validitas dan Reliabilitas STATA 16 Lengkap
BalasHapus(Dilengkapi File Materi Dan Software STATA 16)
Merupakan Panduan Yang Lengkap Dan Detail
Klik Link Dibawah Untuk Mendapatkannya
https://bit.ly/UjiSTATA